Sebelum para peneliti menemukan adanya black hole, ternyata Al Quran telah mengungkap kejadiannya ratusan tahun yang lalu. Allah berfirman yang makna harfiahnya sebagai berikut, ‘Maka aku bersumpah dengan khunnas, yang berjalan lagi menyapu.’ (at-Takwir: 15-16)
Hadith
Dari Anas radhiallahu'anhu dari Nabi shollalllahu 'alahi wa sallam di dalam menceriterakan apa yang difirmankan oleh Tuhan Yang Maha Mulia lagi Maha Agung, di mana Allah berfirman: "Bila seseorang itu mendekat kepada-Ku sejengkal maka Aku mendekat kepadanya sehasta, bila ia mendekat kepada-Ku sehasta maka Aku mendekat kepadanya sedepa, dan apabila ia datang kepada-Ku dengan berjalan maka Aku datang kepadanya dengan berlari". (Riwayat Bukhari).
Dari Ibnu `Abbas radhiallahu'anhu berkata, Rasulullah shollalllahu 'alahi wa sallam bersabda: "Ada dua nikmat yang kebanyakan manusia tertipu karenanya yaitu kesehatan dan kesempatan". (Riwayat Bukhari).
Oleh: Suci Handayani
Seorang Anshar bertanya kepada Rasulullah saw: “Wahai Rasulullah, jika ada orang yang meninggal dunia bertepatan dengan acara majelis ulama, manakah yang lebih berhak mendapat perhatian?” Rasulullah saw. pun menjawab, “jika telah ada orang yang mengantarkan dan menguburkan jenazah, maka menghadiri majelis ulama lebih utama daripada melayat seribu jenazah. Bahkan ia lebih utama daripada menjenguk seribu orang sakit, atau shalat seribu hari seribu malam, atau sedekah seribu dirham pada faqir miskin, atau pun seribu kali berhaji; bahkan lebih utama daripada seribu kali berperang di jalan Allah dengan jiwa dan hartamu! Tahukah engkau bahwa Allah dipatuhi dengan ilmu, dan disembah dengan ilmu pula? Tahukah engkau bahwa kebaikan dunia dan akhirat adalah dengan ilmu, sedangkan keburukan dunia dan akhirat adalah dengan kebodohan?”
Hadis diatas merefleksikan tentang keutamaan pentingnya menghadiri majelis ilmu. Mengapa menghadiri majelis ilmu begitu diprioritaskan dari berta’ziah?
Majelis ilmu memang pantas bila harus diistimewakan kedudukannya daripada bertakziah. Selain karena majelis ilmu adalah tempat mencari kebenaran dan menggali hikmah. Menjala rahmat dan hidayah dari Allah pun bisa dilakukan dengan cara menghadiri majelis ilmu.
Kunci dan rahasia sukses kehidupanpun biasanya didapat seseorang dari majelis ilmu. Keberadaan majelis ilmu yang syarat hikmah, bak oase di tengah padang pasir. Ia mampu menyejukkan jiwa-jiwa yang gersang dan kerontang dari pengetahuan tentang hakikat kehidupan.
Majelis ilmu juga memberikan kesempatan pada manusia untuk berbaur dengan sesama insan yang juga mencintai ilmu. Hingga keimanan yang tertanam dalam hati mereka kian subur. Mereka bisa saling menasihati, saling mengingatkan, dan saling menyampaikan kabar gembira yang berasal dari Al-Qur’an dan Hadis. Hal ini menjadikan hati orang yang selalu menghadiri majelis ilmu semakin erat dengan manusia dan semakin lekat dengan Allah.
Maka luar biasa kiranya, bila menuntut ilmu itu menjadi sesuatu yang didahulukan, sebab dengan mencari ilmu, maka kita akan mengetahui apa yang tidak kita ketahui, serta untuk mengetahui, apa yang juga diketahui oleh orang lain. Dengan harapan agar kita tidak terpuruk dalam kejumudan intelektual, serta tidak tertinggal oleh orang lain, ketika mereka berlomba-lomba menabung amal. Wallahu a’lamu
Tags: Dakwah
Share this post:
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
apakah hadist diatas sohih?
Posting Komentar