Sebelum para peneliti menemukan adanya black hole, ternyata Al Quran telah mengungkap kejadiannya ratusan tahun yang lalu. Allah berfirman yang makna harfiahnya sebagai berikut, ‘Maka aku bersumpah dengan khunnas, yang berjalan lagi menyapu.’ (at-Takwir: 15-16)
Hadith
Dari Anas radhiallahu'anhu dari Nabi shollalllahu 'alahi wa sallam di dalam menceriterakan apa yang difirmankan oleh Tuhan Yang Maha Mulia lagi Maha Agung, di mana Allah berfirman: "Bila seseorang itu mendekat kepada-Ku sejengkal maka Aku mendekat kepadanya sehasta, bila ia mendekat kepada-Ku sehasta maka Aku mendekat kepadanya sedepa, dan apabila ia datang kepada-Ku dengan berjalan maka Aku datang kepadanya dengan berlari". (Riwayat Bukhari).
Dari Ibnu `Abbas radhiallahu'anhu berkata, Rasulullah shollalllahu 'alahi wa sallam bersabda: "Ada dua nikmat yang kebanyakan manusia tertipu karenanya yaitu kesehatan dan kesempatan". (Riwayat Bukhari).
Penyerangan terhadap warga muslim Kampung Melayu Selambo, Deli Serdang, Sumatera Utara telah berlalu lebih dari dua bulan. Tapi hingga kini belum ada tersangka yang ditangkap. ‘Teroris’ sedang bergentayangan.
“Di Medan ada teroris”, kata Ketua FUI Sumatera Utara Sudirman Timsar Zubil tajam. Teroris yang dimaksud Timsar bukanlah orang yang dicap teroris oleh Densus 88.
Menurut Timsar, kasus yang akhirnya berujung SARA ini sebenarnya dilatarbelakangi oleh perebutan lahan eks PT. Perkebunan Nusantara (PTPN) yang telah habis masa Hak Guna Usahanya (HGU) dan tidak diperpanjang lagi.
Lahan yang dikuasai warga Kampung Melayu Selambo, adalah bagian dari lahan seluas sekitar 425 hektar yang oleh Wakil Bupati Deli Serdang, Drs. H.R. Usman Harahap, melalui suratnya No. 593/6183 tanggal 24 November 2000 telah meminta kepada Kepala Kanwil BPN Propinsi Sumatera Utara dan Ketua Tim B.Plus untuk secepatnya memproses penyelesaian tanah garapan sebagaimana tuntutan masyarakat yang diwakilkan kepada Barbin Sahyuti dan Ismail.
Muspika Kecamatan Percut Sei Tuan dalam pertemuan dengan para pihak terkait pada hari Rabu tanggal 22 Mei 2002 telah menyimpulkan/menyatakan bahwa penggarap liar harus menghentikan kegiatan membangun rumah-rumah di dalam lokasi 425 hektar yang diklaim dan diperjuangkan oleh Barbin Sahyuti dan kawan-kawan.
Meski sudah ada surat Wakil Bupati dan peringatan Muspika tersebut, fakta di lapangan tidak sesuai dengan maksud penyelesaian secara hukum yang dilakukan kedua instansi di Deli Serdang itu. Para penggarap tidak mengindahkan semua larangan dan peringatan pihak yang berwenang. Jumlah mereka terus bertambah banyak, sehingga masyarakat yang diwakili oleh Barbin Sahyuti terus dirugikan.
“Hal itu sungguh tidak adil dan terus menimbulkan masalah sosial yang bila dibiarkan dapat mengganggu kondusifitas wilayah Sumatera Utara.”, kata Timsar.
Karena itu Timsar mendesak agar BPN Sumatera Utara, dan Tim B. Plus segera menyelesaikan permasalahan tanah garapan masyarakat seluas 425 hektar di Selambo Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang itu.
“Konflik ini harusnya tidak perlu terjadi jika Pemkab Deli Serdang bertindak tegas dalam menjalankan peraturan/undang-undang yang berlaku.”, lanjut Timsar.
Terpancing Isu SARA
Kasus tanah yang berujung SARA ini akhirnya ditangani oleh Polresta Medan. Tetapi setelah lebih dari dua bulan berlalu, tidak ada perkembangan yang berarti. Padahal kasus ini sangat berbahaya karena dapat berakibat buruk, menyakitkan dan menyedihkan sebagaimana pernah terjadi di Ambon, Maluku dan Poso.
“Pemerintah harus peka dan cepat bertindak tegas. Tangkap dan adili provokator yang meniupkan isu SARA dan melakukan tindak kekerasan terhadap umat Islam yang bertahan di dalam Masjid, serta membakar 7 unit rumah ketika mereka mundur”, desak Timsar.
Pada hari Selasa 30 Nopember 2010 rombongan dari FUI-SU yang berjumlah 20 orang bersilaturahim ke Desa Kampung Melayu Selambo. Benar, seperti pengaduan yang disampaikan wakil masyarakat sebelumnya, puing-puing 7 unit rumah yang hangus terbakar dipasang police line, tampak pula atap Masjid Al Barakah yang bocor belum diperbaiki. Yang paling menyedihkan, ketika melihat wajah layu dan cemas para ibu dan anak-anak yang masih trauma oleh serangan dan tindak kekerasan yang mereka alami. Terlebih lagi ketika mereka akan mengambil sisa tanaman mereka yang dirusak para penyerang, ada lelaki tinggi besar mendatangi ibu tersebut, dan melarang mereka bekerja sambil menyatakan pula bahwa lahan tersebut akan mereka bangun perumahan.
Karena itu Forum Umat Islam Sumatera Utara (FUI-SU) mendesak Pemerintah Kabupaten Deli Serdang, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan Pemerintah Pusat untuk secara benar dan adil menegakkan hukum dan keadilan. Selain itu, yang tidak kalah penting dan mendesak, Pemerintah harus memberi perhatian dan bantuan kepada 35 kepala keluarga plus anak-anak mereka yang berjumlah 105 orang.
Saat ini mereka tidak dapat mengusahakan lagi ladang yang selama ini menjadi sumber mata pencarian sehari-hari. Mereka sekarang memenuhi kebutuhan hidup dari bantuan saudara-saudara mereka di luar desa mereka dan makan minum dari dapur umum. Tujuh kepala keluarga yang rumahnya musnah dibakar masih menumpang pada tetangga yang rumahnya juga kecil dan teramat sederhana.
“Saya menghimbau kaum muslimin dimanapun berada untuk turut membantu ikhwan di Selambo yang keadaan mereka sekarang ini sangat buruk. Mari kita wujudkan ukhuwah Islamiyah”, seru Timsar.
Hingga kini, telah dua bulan lebih peristiwa penyerangan itu berlalu. Namun belum seorangpun dari penyerang yang ditangkap dan ditahan. Padahal diantara mereka ada yang diketahui nama dan tempat tinggalnya. Warga muslim telah mengadukan kasus itu pada tanggal 30 Oktober 2010 dengan Surat Tanda Bukti Lapor Nomor: STBL/2675/X/2010/SU/Resta Medan dan STBL/2676/X/2010/SU/Resta Medan.
Jangan karena alasan sengketa rebutan lahan perkara pidana tidak diproses. Nuansa SARA yang dimunculkan para penyerang telah menjadikan kasus ini tidak lagi murni sengketa lahan. Karenanya pemerintah harus peka dan cepat tanggap agar tidak timbul diskriminasi di kalangan umat Islam. Ketidakadilan selalu memicu terjadinya konflik, apalagi telah ada yang menghembuskan isu SARA. Na’udzubillaahi min dzaalik. (Shodiq Ramadhan)
“Di Medan ada teroris”, kata Ketua FUI Sumatera Utara Sudirman Timsar Zubil tajam. Teroris yang dimaksud Timsar bukanlah orang yang dicap teroris oleh Densus 88.
Teroris itu adalah ratusan orang non-muslim dan preman bayaran yang menyerang umat Islam di Kampung Melayu Selambo, Deli Serdang, Sumatera Utara pada Sabtu pagi, 30 Oktober 2010 lalu.
Pagi itu sekitar pukul 10.00 WIB, 20 orang warga muslim Kampung Melayu Sambo terpaksa bertahan di Masjid Al Barakah di kampung itu. Sebelumnya mereka memang telah mendengar akan adanya serangan itu. Sekitar 300 orang warga non muslim dari kampung tetangga ditambah sejumlah orang preman bayaran dengan senjata tajam di tangan masing-masing menyerang Kampung Melayu Selambo. Ada yang membawa kelewang, golok, linggis, dan juga batu. Dengan sadisnya mereka melempari Masjid Al Barakah hingga atapnya bocor di sana-sini, sambil berteriak,” mereka cuma sedikit, bunuh saja orang Islam teroris, di Jakarta kalian bisa menang, jangan coba-coba di sini.”
Ajaibnya, meski warga muslim dalam posisi diserang tetapi yang jatuh korban justru di pihak penyerang. Empat orang penyerang terluka, dua di antaranya kritis dan harus diopname di sebuah rumah sakit di Medan. Menurut pengakuan salah seorang warga kepada Pengurus FUI Sumatera Utara, saat warga muslim berada di Masjid mereka melihat para penyerang yang berjumlah ratusan orang itu saling berkelahi sendiri. Setelah mengepung warga muslim selama 15 menit, akhirnya mereka mundur dan membakar tujuh unit rumah warga.
Berawal Rebutan Lahan
Pagi itu sekitar pukul 10.00 WIB, 20 orang warga muslim Kampung Melayu Sambo terpaksa bertahan di Masjid Al Barakah di kampung itu. Sebelumnya mereka memang telah mendengar akan adanya serangan itu. Sekitar 300 orang warga non muslim dari kampung tetangga ditambah sejumlah orang preman bayaran dengan senjata tajam di tangan masing-masing menyerang Kampung Melayu Selambo. Ada yang membawa kelewang, golok, linggis, dan juga batu. Dengan sadisnya mereka melempari Masjid Al Barakah hingga atapnya bocor di sana-sini, sambil berteriak,” mereka cuma sedikit, bunuh saja orang Islam teroris, di Jakarta kalian bisa menang, jangan coba-coba di sini.”
Ajaibnya, meski warga muslim dalam posisi diserang tetapi yang jatuh korban justru di pihak penyerang. Empat orang penyerang terluka, dua di antaranya kritis dan harus diopname di sebuah rumah sakit di Medan. Menurut pengakuan salah seorang warga kepada Pengurus FUI Sumatera Utara, saat warga muslim berada di Masjid mereka melihat para penyerang yang berjumlah ratusan orang itu saling berkelahi sendiri. Setelah mengepung warga muslim selama 15 menit, akhirnya mereka mundur dan membakar tujuh unit rumah warga.
Berawal Rebutan Lahan
Lahan yang dikuasai warga Kampung Melayu Selambo, adalah bagian dari lahan seluas sekitar 425 hektar yang oleh Wakil Bupati Deli Serdang, Drs. H.R. Usman Harahap, melalui suratnya No. 593/6183 tanggal 24 November 2000 telah meminta kepada Kepala Kanwil BPN Propinsi Sumatera Utara dan Ketua Tim B.Plus untuk secepatnya memproses penyelesaian tanah garapan sebagaimana tuntutan masyarakat yang diwakilkan kepada Barbin Sahyuti dan Ismail.
Muspika Kecamatan Percut Sei Tuan dalam pertemuan dengan para pihak terkait pada hari Rabu tanggal 22 Mei 2002 telah menyimpulkan/menyatakan bahwa penggarap liar harus menghentikan kegiatan membangun rumah-rumah di dalam lokasi 425 hektar yang diklaim dan diperjuangkan oleh Barbin Sahyuti dan kawan-kawan.
Meski sudah ada surat Wakil Bupati dan peringatan Muspika tersebut, fakta di lapangan tidak sesuai dengan maksud penyelesaian secara hukum yang dilakukan kedua instansi di Deli Serdang itu. Para penggarap tidak mengindahkan semua larangan dan peringatan pihak yang berwenang. Jumlah mereka terus bertambah banyak, sehingga masyarakat yang diwakili oleh Barbin Sahyuti terus dirugikan.
“Hal itu sungguh tidak adil dan terus menimbulkan masalah sosial yang bila dibiarkan dapat mengganggu kondusifitas wilayah Sumatera Utara.”, kata Timsar.
Karena itu Timsar mendesak agar BPN Sumatera Utara, dan Tim B. Plus segera menyelesaikan permasalahan tanah garapan masyarakat seluas 425 hektar di Selambo Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang itu.
“Konflik ini harusnya tidak perlu terjadi jika Pemkab Deli Serdang bertindak tegas dalam menjalankan peraturan/undang-undang yang berlaku.”, lanjut Timsar.
Terpancing Isu SARA
Kasus tanah yang berujung SARA ini akhirnya ditangani oleh Polresta Medan. Tetapi setelah lebih dari dua bulan berlalu, tidak ada perkembangan yang berarti. Padahal kasus ini sangat berbahaya karena dapat berakibat buruk, menyakitkan dan menyedihkan sebagaimana pernah terjadi di Ambon, Maluku dan Poso.
“Pemerintah harus peka dan cepat bertindak tegas. Tangkap dan adili provokator yang meniupkan isu SARA dan melakukan tindak kekerasan terhadap umat Islam yang bertahan di dalam Masjid, serta membakar 7 unit rumah ketika mereka mundur”, desak Timsar.
Pada hari Selasa 30 Nopember 2010 rombongan dari FUI-SU yang berjumlah 20 orang bersilaturahim ke Desa Kampung Melayu Selambo. Benar, seperti pengaduan yang disampaikan wakil masyarakat sebelumnya, puing-puing 7 unit rumah yang hangus terbakar dipasang police line, tampak pula atap Masjid Al Barakah yang bocor belum diperbaiki. Yang paling menyedihkan, ketika melihat wajah layu dan cemas para ibu dan anak-anak yang masih trauma oleh serangan dan tindak kekerasan yang mereka alami. Terlebih lagi ketika mereka akan mengambil sisa tanaman mereka yang dirusak para penyerang, ada lelaki tinggi besar mendatangi ibu tersebut, dan melarang mereka bekerja sambil menyatakan pula bahwa lahan tersebut akan mereka bangun perumahan.
Karena itu Forum Umat Islam Sumatera Utara (FUI-SU) mendesak Pemerintah Kabupaten Deli Serdang, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan Pemerintah Pusat untuk secara benar dan adil menegakkan hukum dan keadilan. Selain itu, yang tidak kalah penting dan mendesak, Pemerintah harus memberi perhatian dan bantuan kepada 35 kepala keluarga plus anak-anak mereka yang berjumlah 105 orang.
Saat ini mereka tidak dapat mengusahakan lagi ladang yang selama ini menjadi sumber mata pencarian sehari-hari. Mereka sekarang memenuhi kebutuhan hidup dari bantuan saudara-saudara mereka di luar desa mereka dan makan minum dari dapur umum. Tujuh kepala keluarga yang rumahnya musnah dibakar masih menumpang pada tetangga yang rumahnya juga kecil dan teramat sederhana.
“Saya menghimbau kaum muslimin dimanapun berada untuk turut membantu ikhwan di Selambo yang keadaan mereka sekarang ini sangat buruk. Mari kita wujudkan ukhuwah Islamiyah”, seru Timsar.
Hingga kini, telah dua bulan lebih peristiwa penyerangan itu berlalu. Namun belum seorangpun dari penyerang yang ditangkap dan ditahan. Padahal diantara mereka ada yang diketahui nama dan tempat tinggalnya. Warga muslim telah mengadukan kasus itu pada tanggal 30 Oktober 2010 dengan Surat Tanda Bukti Lapor Nomor: STBL/2675/X/2010/SU/Resta Medan dan STBL/2676/X/2010/SU/Resta Medan.
Jangan karena alasan sengketa rebutan lahan perkara pidana tidak diproses. Nuansa SARA yang dimunculkan para penyerang telah menjadikan kasus ini tidak lagi murni sengketa lahan. Karenanya pemerintah harus peka dan cepat tanggap agar tidak timbul diskriminasi di kalangan umat Islam. Ketidakadilan selalu memicu terjadinya konflik, apalagi telah ada yang menghembuskan isu SARA. Na’udzubillaahi min dzaalik. (Shodiq Ramadhan)
Apa yang kalian tahu tentang Filipina??, revolusipeople power tahun 1987, atau presiden wanitanya Gloria Macapagal Arroyo, atau pemain bola Timnasnya yang Sembilan diantaranya hasil naturalisasi. Selain itu memang tidak banyak diketahui tentang Filipina.
Atau kalian pernah baca buku sejarah yang bercerita tentang perjuangan rakyat Filipina melawan penjajah Spanyol dan Amerika Serikat, diantara tokohnya adalah seorang pemuda bernama Jose Rizal ( baca : Hose Rizal ). Namun tahukah kalian jika Jose Rizal adalah seorang muslim.
FI AMANNILLAH -> AMANILLAH-> MANILA
sebuah kota yg diharapkan menjadi Kota Islam
Filipina adalah sebuah gugusan kepulauan rumpun Melayu, yang mempunyai berbagai macam bahasa daerah diantaranya adalah bahasa Mindanao dan Tagalog ( Bahasa Nasional Filipina ), walaupun bahasa daerah Filipina begitu banyak namun perbedaan Bahasanya tidak begitu terasa seperti bahasa daerah di Indonesia, artinya orang Filipina satu tahu apa yang diucapkan oleh orang Filipina lain yang berasal dari daerah berbeda dan bahasa berbeda.
Sebelum kedatangan bangsa Spanyol tahun 1565, Filipina adalah negeri muslim dengan populasi muslim mencapai 98 % dan masuk wilayah Kesultanan Brunei.
Ibukota Filipina, Amanilah adalah sebuah kota yang diberi nama dari bahasa Arab yaitu Fi Amannillah ( dibawah perlindungan Allah Swt ), setelah dikuasai Spanyol Amanilah diganti nama menjadi Manila.
salah satu potret kemiskinan di Kota Manila
Saat itu kaum muslim Filipina bertekad menjadikan kota Amanillah ( Manila ) menjadi kota Islam terbesar se Asia Tenggara. Mereka pun sudah menerapkan Syariat Islam selama berabad-abad di bawah pengaruh Negara Khilafah Islam di Timur Tengah.Pekerjaan kaum muslim Filipina saat itu kebanyakan adalah pedagang, petani, dan nelayan.
DIJAJAH SPANYOL
Tahun 1565 Bangsa Spanyol datang dengan misi Gold, Glory dan Gospel, yang artinya adalah Penjajahan, dan memberi nama Philipina sesuai nama raja mereka Raja Philipe. Tahun 1569 kota Amanillah direbut oleh Spanyol dan membantai penduduknya, kemudian dengan berbagai macam ancaman kekerasan dan pemaksaan Spanyol berhasil melakukanKristenisasi wilayah Filipina Utara dan Tengah.
Sebagian Kaum Muslim yang tidak sudi dan merasa najis dengan kristenisasi itu, melarikan diri ke wilayah selatan Filipina untuk menyelamatkan akidahnya. Mereka berhasil membuat pertahanan yang kuat dan terus melawan Spanyol lewat perang Gerilya. Kemudian Spanyol memberi nama kaum muslim Filipina dengan nama orang Moro. Nama ini diambil dari sebutan kepada keturunan Arab Spanyol yang beragama Islam yang dahulu menguasai Andalusia ( Spanyol ) yaitu orang Moor.
Namun dasar penjajah, tentu saja Spanyol tidak tinggal diam, mereka merekrut orang-orang Indo Kristen* ( orang Filipina yang sudah dikristenkan ) untuk berperang melawan kaum muslim yang sebenarnya masih saudara sebangsa mereka.
Perjuangan kaum muslim Filipina baik melawan penjajah Spanyol maupun saudara sebangsa mereka yaitu orang Indo Kristen, terus berlangsung sampai tahun 1898.
MENYERAHKAN FILIPINA KE AMERIKA SERIKATAkhir abad 19, imperialism Spanyol mulai loyo, hal itu disebabkan karena berbagai pemberontakan yang terjadi di wilayah jajahan Spanyol lainnya. Kemudian pada tahun 1898, Spanyol menyerahkan Filipina kepada Amerika Serikat, untuk mengganti menjajahnya.
Orang-orang Moro ( kaum muslim Filipina ) pun akhirnya mengarahkan perlawanannya kepada Amerika Serikat, namun karena kekuatan militer Amerika Serikat ternyata lebih kuat dari Spanyol, akhirnya wilayah Mindanao pertahanan terakhir kaum muslim berhasil direbut militer Amerika Serikat.
Atau kalian pernah baca buku sejarah yang bercerita tentang perjuangan rakyat Filipina melawan penjajah Spanyol dan Amerika Serikat, diantara tokohnya adalah seorang pemuda bernama Jose Rizal ( baca : Hose Rizal ). Namun tahukah kalian jika Jose Rizal adalah seorang muslim.
FI AMANNILLAH -> AMANILLAH-> MANILA
sebuah kota yg diharapkan menjadi Kota Islam
Filipina adalah sebuah gugusan kepulauan rumpun Melayu, yang mempunyai berbagai macam bahasa daerah diantaranya adalah bahasa Mindanao dan Tagalog ( Bahasa Nasional Filipina ), walaupun bahasa daerah Filipina begitu banyak namun perbedaan Bahasanya tidak begitu terasa seperti bahasa daerah di Indonesia, artinya orang Filipina satu tahu apa yang diucapkan oleh orang Filipina lain yang berasal dari daerah berbeda dan bahasa berbeda.
Sebelum kedatangan bangsa Spanyol tahun 1565, Filipina adalah negeri muslim dengan populasi muslim mencapai 98 % dan masuk wilayah Kesultanan Brunei.
Ibukota Filipina, Amanilah adalah sebuah kota yang diberi nama dari bahasa Arab yaitu Fi Amannillah ( dibawah perlindungan Allah Swt ), setelah dikuasai Spanyol Amanilah diganti nama menjadi Manila.
salah satu potret kemiskinan di Kota Manila
Saat itu kaum muslim Filipina bertekad menjadikan kota Amanillah ( Manila ) menjadi kota Islam terbesar se Asia Tenggara. Mereka pun sudah menerapkan Syariat Islam selama berabad-abad di bawah pengaruh Negara Khilafah Islam di Timur Tengah.Pekerjaan kaum muslim Filipina saat itu kebanyakan adalah pedagang, petani, dan nelayan.
DIJAJAH SPANYOL
Tahun 1565 Bangsa Spanyol datang dengan misi Gold, Glory dan Gospel, yang artinya adalah Penjajahan, dan memberi nama Philipina sesuai nama raja mereka Raja Philipe. Tahun 1569 kota Amanillah direbut oleh Spanyol dan membantai penduduknya, kemudian dengan berbagai macam ancaman kekerasan dan pemaksaan Spanyol berhasil melakukanKristenisasi wilayah Filipina Utara dan Tengah.
Sebagian Kaum Muslim yang tidak sudi dan merasa najis dengan kristenisasi itu, melarikan diri ke wilayah selatan Filipina untuk menyelamatkan akidahnya. Mereka berhasil membuat pertahanan yang kuat dan terus melawan Spanyol lewat perang Gerilya. Kemudian Spanyol memberi nama kaum muslim Filipina dengan nama orang Moro. Nama ini diambil dari sebutan kepada keturunan Arab Spanyol yang beragama Islam yang dahulu menguasai Andalusia ( Spanyol ) yaitu orang Moor.
Namun dasar penjajah, tentu saja Spanyol tidak tinggal diam, mereka merekrut orang-orang Indo Kristen* ( orang Filipina yang sudah dikristenkan ) untuk berperang melawan kaum muslim yang sebenarnya masih saudara sebangsa mereka.
Perjuangan kaum muslim Filipina baik melawan penjajah Spanyol maupun saudara sebangsa mereka yaitu orang Indo Kristen, terus berlangsung sampai tahun 1898.
MENYERAHKAN FILIPINA KE AMERIKA SERIKATAkhir abad 19, imperialism Spanyol mulai loyo, hal itu disebabkan karena berbagai pemberontakan yang terjadi di wilayah jajahan Spanyol lainnya. Kemudian pada tahun 1898, Spanyol menyerahkan Filipina kepada Amerika Serikat, untuk mengganti menjajahnya.
Orang-orang Moro ( kaum muslim Filipina ) pun akhirnya mengarahkan perlawanannya kepada Amerika Serikat, namun karena kekuatan militer Amerika Serikat ternyata lebih kuat dari Spanyol, akhirnya wilayah Mindanao pertahanan terakhir kaum muslim berhasil direbut militer Amerika Serikat.
MENJADI NEGARA BONEKA AMERIKA SERIKATSetelah perang dunia kedua usai, pemerintah Amerika Serikat berencana membuat negara Boneka yang akan meneruskan penjajahan mereka di Filipina. Kaum muslim Moro tidak tinggal diam, mereka membuat petisi yang isinya meminta agar wilayah Minadanao dan pulau-pulau disekitarnya dipisahkan dari wilayah Filipina Kristen, karena Haram orang Islam dipimpin oleh non Muslim.
Pejuang Moro sedang Shalat Ghaib atas korban Mentawai, Merapi dan Wasior ( di Indonesia ), sebagai wujud kepedulian mereka atas bencana yang menimpa saudara seiman mereka, Kita peduli apa dengan mereka???
Namun karena intrik-intrik politik yang sangat licik dari Pemerintah Amerika Serikat, akhirnya negara Filipina merdeka terbentuk dan menjadi negara Boneka Amerika Serikat di wilayah Asia Tenggara, dengan wilayah terbentang dari Pulau Luzon di utara sampai Mindanao di sebelah selatan.
pemimpin Pejuang Moro Nur Misuari
Tahun 1964, meletuslah pemberontakan Moro, yaitu pemberontakan kaum muslim Filipina yang tertindas oleh pemerintahan Boneka Amerika Serikat. Dan pemberontakan itu terjadi sampai hari ini, dan bertujuan untuk memisahkan wilayah Mindanao, Palawan dan pulau-pulau disekitarnya dari pemerintah boneka Amerika Serikat yaitu Filipina.
FILIPINA HARI INI
Kaum muslim yang dahulu menjadi kaum mayoritas sebelum kedatangan bangsa-bangsa penjajah, sekarang menajdi kaum minoritas dan terpinggirkan. Mereka dalam keadaan tertindas di Filipina selatan.
Negara Filipina adalah Negeri sekuler, dengan gaya hidup sebagian besar masyarakatnya yang membebek seratus persen pada gaya hidup Amerika Serikat, walaupun penduduk Kristen Filipina tetap menggunakan nama-nama Spanyol.
MERAJUT KEMBALI SEJARAH YANG TERKOYAK DARI KAUM MUSLIM FILIPINA.
Hanya negara Daulah Khilafah Islamlah yang akan mengembalikan kejayaan Islam di Filipina, dengan dakwah dan Jihadnya, membebaskan kaum muslim dari antek-antek kafir musuh Islam, dan menyebarkan kebenaran Islam kepada seluruh penduduk Filipina dan dunia.
Pejuang Moro sedang Shalat Ghaib atas korban Mentawai, Merapi dan Wasior ( di Indonesia ), sebagai wujud kepedulian mereka atas bencana yang menimpa saudara seiman mereka, Kita peduli apa dengan mereka???
Namun karena intrik-intrik politik yang sangat licik dari Pemerintah Amerika Serikat, akhirnya negara Filipina merdeka terbentuk dan menjadi negara Boneka Amerika Serikat di wilayah Asia Tenggara, dengan wilayah terbentang dari Pulau Luzon di utara sampai Mindanao di sebelah selatan.
pemimpin Pejuang Moro Nur Misuari
Tahun 1964, meletuslah pemberontakan Moro, yaitu pemberontakan kaum muslim Filipina yang tertindas oleh pemerintahan Boneka Amerika Serikat. Dan pemberontakan itu terjadi sampai hari ini, dan bertujuan untuk memisahkan wilayah Mindanao, Palawan dan pulau-pulau disekitarnya dari pemerintah boneka Amerika Serikat yaitu Filipina.
FILIPINA HARI INI
Kaum muslim yang dahulu menjadi kaum mayoritas sebelum kedatangan bangsa-bangsa penjajah, sekarang menajdi kaum minoritas dan terpinggirkan. Mereka dalam keadaan tertindas di Filipina selatan.
Negara Filipina adalah Negeri sekuler, dengan gaya hidup sebagian besar masyarakatnya yang membebek seratus persen pada gaya hidup Amerika Serikat, walaupun penduduk Kristen Filipina tetap menggunakan nama-nama Spanyol.
MERAJUT KEMBALI SEJARAH YANG TERKOYAK DARI KAUM MUSLIM FILIPINA.
Hanya negara Daulah Khilafah Islamlah yang akan mengembalikan kejayaan Islam di Filipina, dengan dakwah dan Jihadnya, membebaskan kaum muslim dari antek-antek kafir musuh Islam, dan menyebarkan kebenaran Islam kepada seluruh penduduk Filipina dan dunia.
Serta mewujudkan kota Manila benar-benar menjadi kota Fi Amannillah atau yang berada di dalam lindungan dan ridho Allah Swt. AMIN
ALLAHU AKBAR
*CatatanIndo Kristen = Indo berasal dari kata Indi / Hindi, adalah sebutan bagi seluruh wilayah Asia Tenggara yang dahulu mayoritas penduduknya beragama Hindu ( agama yang berasal dari lembah sungai Indus, India ), walaupun bangsa Asia Tenggara tidak serumpun dengan orang India, dan sebutan Hindi tetap disematkan kepada seluruh wilayah Asia Tenggara walaupun mayoritas penduduknya sudah berganti agama Islam. Indian juga disematkan kepada penduduk asli Benua Amerika, karena kemiripan mereka dengan orang Hindia ( asia tenggara )Indocina ( Thailand, Myanmar, Burma, Kamboja ), adalah peralihan bentuk fisik Cina ke Melayu ( Indo/ Hindi )Hindia Belanda menjadi Indonesia, Hindia Inggris menjadi Malaysia.Indonesia berasal dari kata Hindi dan Nation, artinya negara Hindia, atau negara India. Yah itulah yang disebut salah kaprah.
http://syiar-islam.web.id/?p=625
http://syiar-islam.web.id/?p=625
ORANG seperti dia, tidak dapat tanpa diketahui dibiarkan begitu saja. Dia harus diincar sebagai calon pemimpin Islam.
Jika dia menggabungkan diri dengan kaum Muslimin dalam peperangan melawan orang-orang kafir, kita harus mengangkatnya kedalam golongan pemimpin? demikian keterangan Nabi ketika berbicara tentang Khalid sebelum calon pahlawan ini masuk Islam.
Khalid dilahirkan kira-kira 17 tahun sebelum masa pembangunan Islam. Dia anggota suku Banu Makhzum, suatu cabang dari suku Quraisy. Ayahnya bernama Walid dan ibunya Lababah. Khalid termasuk diantara keluarga Nabi yang sangat dekat. Maimunah, bibi dari Khalid, adalah isteri Nabi. Dengan Umar sendiri pun Khalid ada hubungan keluarga, yakni saudara sepupunya. Suatu hari pada masa kanak-kanaknya kedua saudara sepupu ini main adu gulat. Khalid dapat mematahkan kaki Umar. Untunglah dengan melalui suatu perawatan kaki Umar dapat diluruskan kembali dengan baik.
Ayah Khalid yang bernama Walid, adalah salah seorang pemimpin yang paling berkuasa diantara orang-orang Quraisy. Dia sangat kaya. Dia menghormati Ka\’bah dengan perasaan yang sangat mendalam. Sekali dua tahun dialah yang menyediakan kain penutup Ka?bah. Pada masa ibadah Haji dia memberi makan dengan cuma-cuma bagi semua orang yang datang berkumpul di Mina.
Ketika orang Quraisy memperbaiki Ka?bah tidak seorang pun yang berani meruntuhkan dinding-dindingnya yang tua itu. Semua orang takut kalau-kalau jatuh dan mati. Melihat suasana begini Walid maju kedepan dengan bersenjatakan sekop sambil berteriak, “O, Tuhan jangan marah kepada kami. Kami berniat baik terhadap rumahMu”.
Nabi mengharap-harap dengan sepenuh hati, agar Walid masuk Islam. Harapan ini timbul karena Walid seorang kesatria yang berani dimata rakyat. Karena itu dia dikagumi dan dihormati oleh orang banyak. Jika dia telah masuk Islam ratusan orang akan mengikutinya.
Dalam hati kecilnya Walid merasa, bahwa Al Qur’an itu adalah kalimat-kalimat Allah. Dia pernah mengatakan secara jujur dan terang-terangan, bahwa dia tidak bisa berpisah dari keindahan dan kekuatan ayat-ayat suci itu.
Ucapan yang terus terang ini memberikan harapan bagi Nabi, bahwa Walid akan segera masuk Islam. Tetapi impian dan harapan ini tak pernah menjadi kenyataan. Kebanggaan atas diri sendiri membendung bisikan-bisikan hati nuraninya. Dia takut kehilangan kedudukannya sebagai pemimpin bangsa Quraisy.
Kesangsian ini menghalanginya untuk menurutkan rayuan-rayuan hati nuraninya. Sayang sekali orang yang begini baik, akhirnya mati sebagai orang yang bukan Islam.
Suku Banu Makhzum mempunyai tugas-tugas penting. Jika terjadi peperangan, Banu Muhzum lah yang mengurus gudang senjata dan gudang tenaga tempur. Suku inilah yang mengumpulkan kuda dan senjata bagi prajurit-prajurit.
Tidak ada cabang suku Quraisy lain yang bisa lebih dibanggakan seperti Banu Makhzum. Ketika diadakan kepungan maut terhadap orang-orang Islam dilembah Abu Thalib, orang-orang Banu Makhzumlah yang pertama kali mengangkat suaranya menentang pengepungan itu.
Latihan Pertama
Kita tidak banyak mengetahui mengenai Khalid pada masa kanak-kanaknya. Tetapi satu hal kita tahu dengan pasti, ayah Khalid orang berada. Dia mempunyai kebun buah-buahan yang membentang dari kota Mekah sampai ke Taif. Kekayaan ayahnya ini membuat Khalid bebas dari kewajiban-kewajibannya.
Dia lebih leluasa dan tidak usah belajar berdagang. Dia tidak usah bekerja untuk menambah pencaharian orang tuanya.
Kehidupan tanpa suatu ikatan memberi kesempatan kepada Khalid mengikuti kegemarannya. Kegemarannya ialah adu tinju dan berkelahi.Saat itu pekerjaan dalam seni peperangan dianggap sebagai tanda seorang Satria. Panglima perang berarti pemimpin besar. Kepahlawanan adalah satu hal terhormat di mata rakyat.
Ayah Khalid dan beberapa orang pamannya adalah orang-orang yang terpandang dimata rakyat. Hal ini memberikan dorongan keras kepada Khalid untuk mendapatkan kedudukan terhormat, seperti ayah dan paman-pamanya. Satu-satunya permintaan Khalid ialah agar menjadi orang yang dapat mengatasi teman-temannya didalam hal adu tenaga. Sebab itulah dia menceburkan dirinya kedalam seni peperangan dan seni bela diri. Malah mempelajari keahlian mengendarai kuda, memainkan pedang dan memanah. Dia juga mencurahkan perhatiannya kedalam hal memimpin angkatan perang. Bakat-bakatnya yang asli, ditambah dengan latihan yang keras, telah membina Khalid menjadi seorang yang luar biasa.
Kemahiran dan keberaniannya mengagumkan setiap orang. Pandangan yang ditunjukkannya mengenai taktik perang menakjubkan setiap orang. Dengan gamblang orang dapat melihat, bahwa dia akan menjadi ahli dalam seni kemiliteran. Dari masa kanak-kanaknya dia memberikan harapan untuk menjadi ahli militer yang luar biasa senialnya.
Menentang Islam
Pada masa kanak-kanaknya Khalid telah kelihatan menonjol diantara teman-temannya. Dia telah sanggup merebut tempat istimewa dalam hati rakyat. Lama kelamaan Khalid menanjak menjadi pemimpin suku Quraisy. Pada waktu itu orang-orang Quraisy sedang memusuhi Islam. Mereka sangat anti dan memusuhi agama Islam dan penganut-penganut Islam. Kepercayaan baru itu menjadi bahaya bagi kepercayaan dan adat istiadat orang-orang Quraisy. Orang-orang Quraisy sangat mencintai adab kebiasaannya. Sebab itu mereka mengangkat senjata untuk menggempur orang-orang Islam. Tunas Islam harus dihancurkan sebelum tumbuh berurat ber-berakar. Khalid sebagai pemuda Quraisy yang berani dan bersemangat berdiri digaris paling depan dalam penggempuran terhadap kepercayaan baru ini. Hal ini sudah wajardan seirama dengan kehendak alam.
Sejak kecil pemuda Khalid bertekad menjadi pahlawan Quraisy. Kesempatan ini diperolehnya dalam pertentangan-pertentangan dengan orang-orang Islam. Untuk membuktikan bakat dan kecakapannya ini, dia harus menonjolkan dirinya dalam segala pertempuran. Dia harus memperlihatkan kepada sukunya kwalitasnya sebagai pekelahi.
Peristiwa Uhud
Kekalahan kaum Quraisy didalam perang Badar membuat mereka jadi kegila-gilaan, karena penyesalan dan panas hati. Mereka merasa terhina. Rasa sombong dan kebanggaan mereka sebagai suku Quraisy telah meluncur masuk lumpur kehinaan Arang telah tercoreng dimuka orang-orang Quraisy. Mereka seolah-olah tidak bisa lagi mengangkat dirinya dari lumpur kehinaan ini. Dengan segera mereka membuat persiapan-persiapan untuk membalas pengalaman pahit yang terjadi di Badar.
Sebagai pemuda Quraisy, Khalid bin Walid pun ikut merasakan pahit getirnya kekalahan itu. Sebab itu dia ingin membalas dendam sukunya dalam peperangan Uhud. Khalid dengan pasukannya bergerak ke Uhud dengan satu tekad menang atau mati.
Orang-orang Islam dalam pertempuran Uhud ini mengambil posisi dengan membelakangi bukit Uhud.
Sungguhpun kedudukan pertahanan baik, masih terdapat suatu kekhawatiran. Dibukit Uhud masih ada suatu tanah genting, dimana tentara Quraisy dapat menyerbu masuk pertahanan Islam. Untuk menjaga tanah genting ini, Nabi menempatkan 50 orang pemanah terbaik. Nabi memerintahkan kepada mereka agar bertahan mati-matian. Dalam keadaan bagaimana jua pun jangan sampai meninggalkan pos masing-masing.
Khalid bin Walid memimpin sayap kanan tentara Quraisy empat kali lebih besar jumlahnya dari pasukan Islam. Tetapi mereka jadi ragu-ragu mengingat kekalahant-kekalahan yang telah mereka alami di Badar. Karena kekalahan ini hati mereka menjadi kecil menghadapi keberanian orang-orang Islam.
Sungguh pun begitu pasukan-pasukan Quraisy memulai pertempuran dengan baik. Tetapi setelah orang-orang Islam mulai mendobrak pertahanan mereka, mereka telah gagal untuk mempertahankan tanah yang mereka injak.
Kekuatannya menjadi terpecah-pecah. Mereka lari cerai-berai. Peristiwa Badar berulang kembali di Uhud. Saat-saat kritis sedang mengancam orang-orang Quraisy. Tetapi Khalid bin Walid tidak goncang dan sarafnya tetap membaja. Dia mengumpulkan kembali anak buahnya dan mencari kesempatan baik guna melakukan pukulan yang menentukan.
Melihat orang-orang Quraisy cerai-berai, pemanah-pemanah yang bertugas ditanah genting tidak tahan hati. Pasukan Islam tertarik oleh harta perang, harta yang ada pada mayat-mayat orang-orang Quraisy. Tanpa pikir panjang akan akibatnya, sebagian besar pemanah-pemanah, penjaga tanah genting meninggalkan posnya dan menyerbu kelapangan.
Pertahanan tanah genting menjadi kosong. Khalid bin Walid dengan segera melihat kesempatan baik ini. Dia menyerbu ketanah genting dan mendesak masuk. Beberapa orang pemanah yang masih tinggal dikeroyok bersama-sama. Tanah genting dikuasai oleh pasukan Khalid dan mereka menjadi leluasa untuk menggempur pasukan Islam dari belakang.
Dengan kecepatan yang tak ada taranya Khalid masuk dari garis belakang dan menggempur orang Islam dipusat pertahanannya.
Melihat Khalid telah masuk melalui tanah genting, orang-orang Quraisy yang telah lari cerai-berai berkumpul kembali dan mengikuti jejak Khalid menyerbu dari belakang. Pemenang-pemenang antara beberapa menit yang lalu, sekarang telah terkepung lagi dari segenap penjuru, dan situasi mereka menjadi gawat.
Khalid bin Walid telah merobah kemenangan orang Islam di Uhud menjadi suatu kehancuran. Mestinya orang-orang Quraisylah yang kalah dan cerai-berai. Tetapi karena gemilangnya Khalid sebagai ahli siasat perang, kekalahan-kekalahan telah disunglapnya menjadi satu kemenangan. Dia menemukan lobang-lobang kelemahan pertahanan orang Islam.
Hanya pahlawan Khalidlah yang dapat mencari saat-saat kelemahan lawannya. Dan dia pula yang sanggup menarik kembali tentara yang telah cerai-berai dan memaksanya untuk bertempur lagi. Seni perangnya yang luar biasa inilah yang mengungkap kekalahan Uhud menjadi suatu kemenangan bagi orang Quraisy.
Ketika Khalid bin Walid memeluk Islam Rasulullah sangat bahagia, karena Khalid mempunyai kemampuan berperang yang dapat digunakan untuk membela Islam dan meninggikan kalimatullah dengan perjuangan jihad. Dalam banyak kesempatan peperangan Islam Khalid bin Walid diangkat menjadi komandan perang dan menunjukan hasil gemilang atas segala upaya jihadnya. Betapapun hebatnya Khalid bin Walid di dalam medan pertempuran, dengan berbagai luka yang menyayat badannya, namun ternyata kematianya diatas ranjang. Betapa menyesalnya Khalid harapan untuk mati sahid dimedan perang ternyata tidak tercapai dan Allah menghendakinya mati di atas tempat tidur, sesudah perjuangan membela Islam yang luar biasa itu.
Demikianlah kekuasaan Allah. Manusia berasal dari Allah dan akan kembali kepada-Nya sesuai dengan kemaua-Nya.
Sumber : Arrahmah
Langganan:
Postingan (Atom)